MAKALAH STUDI ETNOGRAFI KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT
DAN KEBUDAYAAN DI SUKU BUGIS MAKASSAR
TUGAS ANTROPOLOGI
Oleh :
Dini Na’imatus
Nahilla Dyantina
MADRASAH ALIYAH NEGERI BATU
Jln. Patimura 25 telp. 0341-59185 Temas
Kota Batu
TAHUN 2017
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Antropologi tentang Kebudayaan
Suku Bugis Makassar
Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap semoga
makalah Antropologi ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
BAB I (Pendahuluan)
1.1 LatarBelakang……………………………………………………………………………4
1.2 RumusanMasalah………………………………………………………………………...4
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………5
1.4 Manfaat………………………………………………………………………………….5
BAB II (AcuanTeori)
…………………………………………………………………………7
BAB III
(MetodePenelitian)
3.1 Populasidansampel……………………………………………………………………….10
3.2 DesainatauPendekatan
…………………………………………………………………..10
3.3 Pengumpulan Data …………………………………………………………………….10
BAB IV (Pembahasan) ………………………………………………………………………11
BAB V (Penutup)
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………..24
5.2 Saran ……………………………………………………………………………………24
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………25
BAB
I
(PENDAHULUAN)
1.1 LatarBelakang
Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orangm dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan
masyarakat , segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu sendiri. Seperti halnya di Indonesia
yang terdapat banyak sekali suku-suku yang tinggal disetiap pulau bahkan
propinsi. Suku Bugis memiliki banyak kebudayaan yang unik maka dari itu
kebudayaan yang dihasilkan masyarakat Bugis mempunyai daya tarik untuk
dipelajari, apasaja kebudayaannya, masyarakatnya seperti apa dan lain-lain.
Berbeda dengan beberapa suku bangsa lain yang terlihat anggun dan cantik
masyarakatnya, Suku bugis lebih terkenal dengan pelaut dan patriotik, itu
membuat antropolog ingin mempelajari lebih bagaimana kehidupan pelaut disana,
dengan makalah ini kami akan membahas tentang Suku Bugis Makassar.
1.2 RumusanMasalah
a. DimanaletakSukuBugisMakassar
?
b. Bagaimanakeadaanalam
di lingkunganSukuBugis ?
c. Bagaimanademografi/kependudukanmasyarakatSukuBugis
?
d. Bagaimana
sistem teknologi/perlengkapan hidup Suku Bugis ?
e. Bagaimana
sistem pengetahuan Suku Bugis ?
f. Bagaimana
sistem kemasyarakatan Suku Bugis ?
g. Bagaimana
bahasa Suku Bugis ?
h. Bagaimana
kesenian Suku Bugis ?
i.
Bagaimana mata pencaharian/ekonomi Suku
Bugis ?
j.
Bagaimana religi Suku Bugis ?
1.3 Tujuan
a. Untuk
mengetauiletaktinggalSukuBugis
b. Untukmengetahuikeadaanalam
di lingkunganSukuBugis
c. UntukmengetahuikependudukanmasyarakatSukuBugis
d. Untuk
mengetahui apa saja sistem teknologi Suku Bugis
e. Untuk
mengetahui apa saja sistem pengetahuan Suku Bugis
f. Untuk
mengetahui apa saja sistem kemasyarakatan Suku Bugis
g. Untuk
mengetahui apa saja sistem bahasa Suku Bugis
h. Untuk
mengetahuiapa saja sistem kesenian Suku Bugis
i.
Untuk mengetahuiapa saja sistem mata
pencaharian/ekonomi Suku Bugis
j.
Untuk mengetahui apa saja sistem religi
Suku Bugis
1.4 Manfaat
a. Dapat
mengetahui lebih dalam tentang letak tinggalnya Suku Bugis
b. Dapat
mengetahui lebih dalam keadaanalam di lingkunganSukuBugis
c. Dapat
mengetahui lebih dalam kependudukanmasyarakatSukuBugis
d. Dapat
mengetahui lebih dalam sistem teknologi yang ada pada Suku Bugis
e. Dapat mengetahui lebih dalam sistem pengetahuan yang ada dalam Suku Bugis
f. Dapat
mengetahui lebih dalam sistem
kemasyarakatan yang ada dalam Suku Bugis
g. Dapat
tmengetahui lebih dalam sistem bahasa yang ada dalam Suku Bugis
h. Dapat
mengetahui lebih dalam kesenian yang ada dalam Suku Bugis
i.
Dapat mengetahui lebih dalam mata
pencaharian Suku Bugis
j.
Dapatmengetahui lebih dalam religi/kepercayaan Suku Bugis
BAB II
(AcuanTeori)
Bugis merupakan kelompok etnik
dengan wilayah asal Sulawesi Selatan. Penciri utama kelompok etnik ini adalah
bahasa dan adat istiadat sehingga pendatang Melayu dan Minangkabau yang
merantau ke Sulawesi sejak abad ke-15 sebagai tenaga administrasi dan pedagang di
Kerajaan Gowa dan telah terarkulturasi, kini orang-orang Bugis menyebar di
berbagai propinsi Indonesia, disamping itu orang-orang Bugis juga banyak
ditemukan di Malaysia dan Singapura. Salah satu kebiasaan orang-orang Bugis
yaitu merantau, jadi tidak jarang ditemukan orang-orang Bugis di berbagai
wilayah.
Bahasa dan adat istiadat adalah cirri utama suku
Bugis.Terdapat 7 unsur budaya yang dapat ditemukan didalam kebudayaan semua
bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsure kebudayaan tersebut
adalah :
1.
Sistem Teknologi dan Peralatan Hidup
Manusia
selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu
membuat peralatan atau benda-benda. Perhatian awal para antropolog dalam
memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsure teknologi yang dipakai suatu
masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan
bentuk dan teknologi yang masih sederhana.Dengan demikian, bahasan tentang
unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan
kebudayaan fisik.Seperti : alat produksi, alat distribusi, alat konsumsi, alat
transportasi, alat komunikasi, pakaian, wadah, perhiasan, perumahan, dan
senjata
2.
Sistem Pengetahuan
Sistem
pengetahuan dalam cultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup
dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam
ide manusia. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki
pengetahuan mengenai : flora, fauna, ruang dan waktu, sifat-sifat dan tingkah
laku manusia dll
3.
Sistem Kemasyarakatan
Unsur
budaya berupa sistem kemasyarakatan merupapkan usaha antropolog untuk memahami
bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok social.Menurut
Koentjaraningrat tiap kelompok masayarakat kehidupannya diatur oleh adat
istiadat san aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan
dimana dia bisa hidup dan bergaul dari hari ke hari.Kesatuan social yang paling
dekat adalah kerabatnya. Kemasyarakatan berkaitan dengan pengertian tentang
perkawinan , pemerintahan dan social.
4.
Sistem Bahasa
Bahasa
merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi dengan sesamanya. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam
membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena social yang
diugnkapkan secara simbolik dan mewariiskannya kepada generasi penerusnya
sangat bergantung pada bahasa. Menurut Koentjaraningrat, unsure bahasa atau
sistem perlambangan manusia secara lisan atau tertulis untuk berkomunikasi
adalah deskripsi tentang cirri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh
suku bangsa yang bersangkutan beserta viariasi-variasi dari bahasa itu.
5.
Kesenian
Perhatian
para antropolog mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai
aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional.Deskripsi yang dikumpulkan
dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat
unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal
tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknik-teknik
dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal
tersebut juga meneliti perkembangan seni music, tari dan drama di dalam suatu
masyarakat.
6.
Mata Pencaharian/Ekonomi
Mata
pencaharian atau aktifitas ekonomi suatu masyarakat menjadi focus kajian
penting etnografi. Penelitian etnograafi mengenai suatu sistem mata pencaharian
mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem
perekonomian mereka mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada
masyarakat tradisional, antara lain : berburu, beternak, borcocoktanam,
menangkap ikan, bercocok tanam dengan irigasi dll.
7.
Sistem Religi
Koentjaraningrat
menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakt adalah
adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib
yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan
berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan
supranatural tersebut
BAB
III
(Metode
Penelitian)
3.1 Populasi dan sampel
Sulawesi
Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan
Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu disebut ”Ujung pandang”. Sampai
dengan Juni 2006, jumlah penduduk di Sulawesi Selatan terdaftar sebanyak
7.520.204 jiwa, dengan pembagian 3.602.000 laki-laki dan 3.918.204 orang
perempuan dan memiliki relief berupa jazirah-jazirah yang panjang serta pipih
yang ditandai fakta bahwa tidak ada titik daratan yang jauhnya melebihi 90 km
dari batas pantai.
Jumlah
penduduk Kabupaten Bone Makassar, Sulawesi Selatan tahun 2015 adalah 738.515
jiwa, terdiri atas 352.081 laki-laki dan 386.434 perempuan
3.2 Desain atau
Pendekatan
Penelitian ini menggunakan metode etnografi. Studi
etnografi merupakan salah satu dari lima tradisi kualitatif. Penelitian ini
disebut juga dengan penelitian alamiah.Makalah ini merupakan contoh penelitian
menggunakan metode etnografi yang bertujuan untuk mengetahui unsur kebudayaan
yang terkandung di dalam Suku Bugis. Pembahasan mengenai apa saja unsur
kebudayaan yang terkandung, lokasi, demografi yang ada di Suku Bugis. Kemudian
di unsur kebudayaannya terbagi menjadi 7 macam dan setiap macam juga ada
pembagiannya lagi.
3.3 Pengumpulan Data
Dalam
makalah ini kita menggunakan pengumpulan data dengan dokumentasi.
BAB
IV
(Pembahasan)
4.1 Lokasi, lingkungan alam, dan
demografi Suku Bugis Makassar
Sulawesi
Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan
Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu disebut ”Ujung pandang”. Sampai
dengan Juni 2006, jumlah penduduk di Sulawesi Selatan terdaftar sebanyak
7.520.204 jiwa, dengan pembagian 3.602.000 laki-laki dan 3.918.204 orang
perempuan dan memiliki relief berupa jazirah-jazirah yang panjang serta pipih
yang ditandai fakta bahwa tidak ada titik daratan yang jauhnya melebihi 90 km
dari batas pantai. Kondisi yang demikian menjadikan pulau Sulawesi memiliki
garis pantai yang panjang dan sebagian daratannya bergunung-gunung.
Provinsi
Sulawesi Selatan terletak di 0°12′ – 8° Lintang Selatan dan 116°48′ – 122°36′
Bujur Timur. Luas wilayahnya 62.482,54 km². Provinsi ini berbatasan dengan
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara
di timur, Selat Makassar di barat, dan Laut Flores di selatan.Penduduk Sulawesi
Selatan terdiri atas empat suku utama yaitu Toraja, Bugis, Makassar, dan
Mandar. Suku Toraja terkenal memiliki keunikan tradisi yang tampak pada upacara
kematian, rumah tradisional yang beratap melengkung dan ukiran cantik dengan warna
natural.Sedangkan suku Bugis, Makassar dan Mandar terkenal sebagai pelaut yang
patriotik. Dengan perahu layar tradisionalnya, Pinisi, mereka menjelajah sampai
ke utara Australia, beberapa pulau di Samudra Pasifik, bahkan sampai ke pantai
Afrika.Mata pencarian
Karena
masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir, maka
kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan nelayan. Mata
pencaharian lain yang diminati orang Bugis adalah pedagang. Selain itu
masyarakat Bugis juga mengisi birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang
pendidikan.
4.2 Unsur-unsur Kebudayaan Suku Bugis
Makassar
A.
Sistem
Teknologi dan Peralatan Hidup
Sistem teknologi
masyarakat Sulawesi selatan dapat dilihat pada kapal pinisi yang digunakan
berlayar dan suka badik sebagai senjata tradisionalnya
-
Kapal Pinisi
Perahu
pinisi termasuk alat transportasi laut tradisional masyarakat bugis yang sudah
terkenal sejak berabad-abad yang lalu. Menurut cerita di dalam naskah Lontarak
I Babad La Lagaligo, Perahu Pinisi sudah ada sekitar abad ke-14 M. menurut
naskah Mahkota Kerajaan Luwu, bahan membuat perahu tersebut diambil dari pohon
welengreng(pohon dewata) yang terkenal sangat kokoh dan tidak mudah rapuh.
Namun, sebelum pohon itu ditebang, terlebih dahulu diaksanakan upacara khusus
agar penunggunya bersedia pindah ke pohon lainnya.Sawerigading membuat perahu
tersebut untuk berlayar menuju negeri Tiongkok hendak meminang Putri Tiongkok
yang bernama We Cudai.
Kapal ini umunya memiliki 2 tiang
layar utama dan 7 buah layar, yaitu 3 diujung depan, dua di depan dan dua
dibelakang. Pinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakakb jenis layar
sekunar dengan 2 tiang dengan 7 helai layar yang mempunyai makna nenek moyang
bangsa Indonesia mampu mengarungi 7 samudera besar di dunia. Kapal ini
berfungsi sebagai pengangkutan barang antar pulau.
-
Badik
Badik
atau badek adalah pisau dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh masyarakat
Bugis Makassar.Badik mempunyai sisi tajam tunggal atau ganda. Seperti keris,
bentuknya simetris dan bilahnya kerap sekali dihiasi dengan pamor. Namun badik
berbeda, badik tidak mempunyai bilah.
Ukuran
badik pendek membuatnya mudah dibawa kemana-mana.Maka biasanya para petanilah
yang sering membawanya untuk melindungi dirinya dari binatang melata atau hewan
hutan yang mengganggu tanamannya.Badik juga dibawa oleh orang-orang bugis yang
sedang merantau karena menurut mereka penyematan badik dipinggangnya membuat di
merasa terlindungi.
Adanya
budaya siri’ yaitu untuk mempertahankan martabat suatu keluarga. Konsep siri’
ini sudah menyatu dalam tingkah laku, sistem social budaya dan cara berpikir
masyarakat Bugis Makassar. Selain itu ada juga yang berfungsi sebagai benda
pusaka, badik saroso namanya yang mana badik tersebut memiliki sejarah, ada
juga seseorang yang meyakini badik berguna sebagai jimat yang berpengaruh pada
nilai baik dan buruk seseorang.
-
Sepeda dan Bendi
Sepeda ataupun dokar,
koleksi perangkat pertanian tradisional adalah bukti sejarah peradaban , bahwa
sejak jaman dahulu bangsa Indonesia khususnya masyarakat Sulawesi Selatan telah
dikenal sebagai masyarakat bercocok tanam. Mereka menggantungkan hidupnya di
sector pertanian terutama padi sebagai bahan makanan pokok.
-
Peralatan menempa besi dan hasilnya
Kehidupan
masa lampau masyarakat Sulawesi Selatan dapat dilihat melaui koleksi
tradisional menempa besi, hasil tempaan berupa jenis senjata tajam yang
digunakan sehari-hari maupun untuk upacara adat
-
Peralatan tenun tradisional
Diketahui bahwa budaya
menenun di Sulawesi Selatan diperkirakan berawal dari jaman prasejarah yang
ditemukan berbagai benda peninggalan kebudayaan seperti leang-leang sebagai
pendukung pembuat pakaian dari kulit kayu dan sear-serat tumbuhan. Ketika
pengetahuan manusia pada zaman itu mulai berkembang, mereka menemukan cara yang
lebih baik yaitu alat pemintal tenun dengan bahan baku benang dan kapas. Dari
sinilah tercipta berbagai jenis corak kain dan pakaian tradisional.
-
Perumahan
Rumah Bugis memiliki
keunikan tersendiri, dibandingkan dengan rumah panggung dari suku lain. Rumah
tradisional atau rumah adat yang berasal dari Suku Bugis berbentuk rumah
panggung. Bentuknya biasanya memanjang ke belakang dengan tambahan disamping
bangunan utama dan bagian depan, dimana orang Bugis menyebutnya lego-lego
B.
Sistem
pengetahuan
Masyarakat Bugis adalah
masyarakat yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.Dilihat dari sejarahnya
bahwa masyarakat Bugis telah memiliki kesusasteraan tertulis sejak berabad-abad
lamanya. Ada pun pembagian tentang sistem pengetahuan Suku Bugis Makassar
-
Pengetahuan tentang Flora
Dalam masyarakat Bugis
dulu dikenal penggunaan serat tumbuh-tumbuhan dan kulit kayu untuk pembuatan
pakaian. Ketika pengetauan pada zaman itu mulai berkembang mereka menemukan
bahan baku benang dan kapas untuk membuat pakaian. Orang-orang Bugis juga banyak
memanfaatkan tumbuh-tumbuhan untuk mengobati penyakit, contohnya pemanfaatan Kasumba/Kesumba Bugis (sejenis
pucuk bunga) untuk mengobati cacar air.
Dalam pengetahuan
mereka kasumba ini ada dua jenis yaitu cippe lamacui (sejenis tanaman benalu
yang menempel di tanaman besar) dan putik kuma-kuma(seperti teratai tapi
tumbuhnya di daratan).
-
Pengetahuan tentang Fauna
Orang orang bugis sudah
mengenal olahan fauna untuk dijadikan makanan khas mereka, contohnya olahan
ikan mentah untuk dijadikan makanan yang dikenal dengan lawa bale, jenis ikan ini mirip susi di Jepang.Lawa bale ini terdiri dair ikan mentah yang sudah dipisahkan dari
tulang dan kepalanya yang dicampurkan dengan parutan kelapa.
Selain itu ada beberapa
fauna yang menjadi khas dan sering dijumpai orang-orang Bugis dan cukup
bersahabat dengna mereka, hewan-hewan itu seperti anoa, kura kura paruh betet,
burung maleno yang mana telurnya lima kali lebih baesar dari telur ayam
kampong, babi rusa dan kera hitam.
-
Pengetahuan tentang Ruang dan Waktu
Umumnya orang Bugis
membentuk rumah yang bisa dipindahkan dari satu tempat ketempat yang lain
dengan kontruksi yang dibuat secara lepas pasang (knock down). Orang Bugis memandang rumah tidak hanya sekedar tempat
tinggal tetapi juga sebagai ruang pusar siklus kehidupan, tempat manusia
dilahirkan, dibesarkan, menikah dan meninggal.Karena itu, membangun rumah
haruslah didasarkan tradisi dan kepercayaan yang diwarisi secara turun menurun
dari leluhur.
Kontruksi rumah
berbentuk panggung yang terdiri atas tingkat atas, tengah, dan bawah yang juda
sudah diatur dengan fungsi-fungsi khusus yaitu: tingkat atas digunakan untuk
menyimpan padi dan benda-benda pusaka. Tingkat tengah digunakan sebagai tempat
tinggal (ruang tamu, ruang tidur, ruang makan dan dapur) dan tingkat bawag yang
digunakan untuk menyimpan alat-alat pertanian dan kandang ternak.
-
Pengetahuan tentang Tubuh manusia
Pengobatan leluhur Suku
Bugis didasarkan pada pemahaman terhadap tumbuh-tumbuhan alami yang ada
dilingkungan sekitar, filosofi yang diajarkan dalam kebudayaan mereka serta
ajaran islam. Salah satu filosofinya yaitu bahwa setiap penyakit pasti ada
obatnya yang disediakan oleh Tuhan di alam semesta.
Contoh penyakit panas,
orang Bugis menggunakan berbagai cara untuk meredakan demam salah saatunya
dengan memarut pisang muda lalu ditempelkan pada kepala, atau juga bisa
menggiling halus tawak lalu ditempelkan pada kepala. Bisa juga minum minyak
labu pada waktu pagi atau dengan memasak minyak wijen dan minyak daun pacar
hingga airnya habis, dicampur lalu diminum.Cara lainnya bisa dengan
mencampurkan asam, gula pasir, dan jalawe dan dimakan saat pagi atau saat ingin
tidur.
Contoh kedua penyakit
cacar, yaitu dengan membakar daun kemiri yang gugur dan pepang, kemudian abunya
diambil dengan menambahkan air lalu sapukan pada puru-puru.Bisa juga dengan
membakar kulit jeruk yang kering sampai hangus, lalu menggosokannya pada
puru-puru.
-
Perilaku Manusia
Orang Bugis selalu
menjunjung kesetiakawanan, oleh karena itu banyak orang yang berhasil karena
adanya bantuan dan pertolongna dari sesame orang Bugis Makassar di
perantauannya.
Orang Bugis umumnya
selalu ingin berada di posisi terdepan, dalam kegigihan dan keberanian karena
orang yang penakut dianggap bukanlah orang bugis dan dianggap siri (malu).Untuk
itu banyak orang yang rela mati demi mempertahankan harga dirinya.Karena
kerelaanya mempertaruhkan nyawa demi harga diri, maka tidak jarang mereka
bersifat keras.Padahal didalam hati setiap orang Bugis selalu mengutamakan
perasaan dalam berperilaku sehari-hari.
Jika sudah sukses, orang Bugis akan menetap ditempat perantauannya dan
berusaha membangun lingkungan keluarganya dimana ia berada.
Setiap orang Bugis
sebenarnya akan mendahulukan pendekatan hati dan kelembutan terlebih dahulu
dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika orang Bugis merasa dihargai maka ia
akan menjadi orang yang sangat baik dan mengorbankan segalanya .
C.
Sistem
Kemasyarakatan
-
Sistem Pemerintahan
1. Datu
Datu
adalah Gelara yang di berikan kepada bangsawan bugis yang memegang pemerintahan
daerah, yang sekarang setingkat dengan (Bupati).
2. Arung
Arung adalah Gelar yang diberikan kepada bangsawan bugis yang memegang
pemerintahan wilayah yang sekarang setingkat dengan (Camat).
3. Andi
adala gelar yang diberikan kepada bangsawan bugis yang biasanya anak
dari perkawinan antara keturunan arung dengan arung.
4. Puang
Puang adalah Gelar yang diberikan kepada anak dari hasil perkawinan
antara arung atau andi yang mempunyai istri masyarakat biasa, begitupun sebaliknya.
5. Iye
Iye adalah gelar yang diberikan kepada masyarakat biasa yang masih
memiliki silsilah yang dekat dengan kerabat bangsawan.
6. Uwa
Uwa adala kasta ter rendah dalam masyarakat bugis yaitu gelar yang
diberikan kepada masyarakat biasa.
-
Sistem Kekerabatan
Hubungan kekerabatan di Suku
Bugisdihitung melalui dua jalur, yaitu kekerabatan sedarah yang disebut seajing atau sampunglolo dan kekerabatan karena perkawinan yang disebut sittepa-ttepa. Kerabat seajing amat besar peranannya dalam
kehidupan sehari-hari, selain berkewajiban mengurus masalah perkawinan dan
kekerabatan. Anggota keluarga dekat inilah yang menjadi to masiri’ (orang yang malu) bila anggota keluarga perempuan nilariang (dibawa lari oleh orang lain)
dan mereka berkewajiban membela dan mempertahankan sirik atau siri yaitu
martabat dan harga diri keluarga luas tersebut. Sementara keluarga sittepa-ttepa baru berperan banyak
apabila keluarga luas tersebut mengadakan upacara-upacara seputar lingkaran hidup,
seperti perkawinan, kelahiran, kematian,mendirikan rumah baru dsb.
Dalam sistem perkawinan
adat Bugis terdapat perkawinan ideal:
1. Assialang maola
Ialah
perkawinan antara saudara sepupu derajat kesatu, baik dari pihak ayah maupun
ibu.
2. assialanna memang
ialah
perkawinan antara saudara sepupu derajat kedua, baik dari pihak ayah maupun
ibu.
3.
ripaddeppe’ abelae
ialah
perkawinan antara saudara sepupu derajat ketiga, baik dari pihak ayah maupun
ibu atau masih mempunyai hubungan keluarga
Adapun
perkawinan – perkawinan yang dilarang dan dianggap sumbang (salimara’):
1. perkawinan antara
anak dengan ibu / ayah
2.
perkawinan antara saudara sekandung
3.
perkawinan antara menantu dan mertua
4. perkawinan antara
paman / bibi dengan kemenakan
5.
.perkawinan antara kakek / nenek dengan cucu
-
Sistem Sosial
Suku bugis merupakan
Suku menganut sistem patron klien atau sistem kelompok kesetiakawanan antara
pemimpin dan pengikutnya yang bersifat menyeluruh. Sistem organisasi sosial
yang terdapat di Suku Bugis cukup yaitu kedudukan kaum perempuan yang tidak
selalu di bawah kekuasaan kaum laki-laki, bahkan di organisasi sosial yang
berbadan hokum sekalipun. Karena Suku Bugis menjunjung tinggi hak-hak
perempuan. Sejak dulu perempuan Bugis sudah bayak yang berkecimpung di bidang
politik. Jadi, banyak perempuan Bugis yang berani tampil di muka umum, mereka
aktif dalam semua kehidupan. Jadi kedudukan kaum perempuan dan kaum laki-laki
hampir disamakan dengan derajat laki-laki dalam sistem organisasi sosial, bukan
berarti kaum perempuuan wajib untuk mencari nafkah, melainkan seorang laki-laki
lah yang wajib bekerja menghidupi keluarganya.
D.
Bahasa
Etnik Bugis mempunyai
nahasa tersendiri, dikenal sebagai Bahasa Bugis (ugi).Konsosnan di dalam ugi
pula dikenal sebagai Lontara yang berdasarkan tulisan Brahmi.Orang Bugis
mengucapkan bahasa ugi dan telah memiliki kesusasteraan tertulis sejak
berabad-abad lamanya dalam bentuk lontar.Huruf yang dipakai adalah aksara lontara, sebuah sistem huruf yang
berasal dari sanskerta.Tiap-tiap daun
lontar disambungkan dengan memakai benang lalu digulung pada jepitan kayu, yang
bentuknya mirip gulungan pita kaset.Cara membacanya dari kiri ke kanan.
Lontara merupakan bahasa tulis yang digunakan oleh
masyarakat Bugis yang hurufnya sakaral bagi masyarakat Bugis klasik.
Contoh
pemakaian bahasa Bugis : ‘Makan ma’ki’ yang artinya ‘silahkan anda makan’,
‘aga
tapigau?’ yang artinya ‘apa yang sedang anda lakukan’. Adapun partikel-partikel
yang biasa digunakan dalam bahasa bugis Makassar seperti ji, mi, pi, mo, ma’,
di’, tonji, tawwa, pale. Contoh ‘tidak papji’ yang artinya ‘tidak papa’.
E.
Kesenian
Bugis Makassar bukanlah sekedar salah satu suku yang
terdapat di Sulawesi Selatan, melainkan juga sebuah identitas cultural yang
menggambarkan karakter dan cirri khas masyarakatnya. Suku bugis tidak dikenal
sebagai bangsa yang keras, tetapi juga kaya akan kesenian. Hasil-hasil
kebudayaan masyarakat dalam bentuk kesenian dapat dilihat dari beberapa hal :
-
Alat
musik
1. Kacapi
( kecapi)
Salah satu alat musik
petik tradisional Sulawesi Selatan khususnya suku Bugis, Bugis Makassar dan
Bugis Mandar.Menurut sejarahnya kecapi ditemukan atau diciptakan oleh seorang
pelaut, sehingga bentuknya menyerupai perahu yang memiliki dua dawai, diambil
karena penemuannya dari tali layar perahu.Biasanya ditampilkan pada acara
penjemputan para tamu, perkawinan, hajatan, bahkan hiburan pada hari ulang
tahun.alat musik yang mernyerupai biaola cuman kalau biola di mainkan dengan
membaringkan di pundak sedang singrili di mainkan dalam keedaan pemain duduk
dan alat diletakkan tegak di depan pemainnya.
2. Gendang
Musik perkusi yang mempunyai dua bentuk
dasar yakni bulat panjang dan bundar seperti rebana.
3. Suling
SinriliSuling bambu/buluh, terdiri dari
tiga jenis, yaitu:
• Suling panjang (suling lampe),
memiliki 5 lubang nada. Suling jenis ini telah punah.
• Suling calabai (Suling ponco),sering dipadukan
dengan piola (biola) kecapi dan dimainkan bersama penyanyi
• Suling dupa samping (musik bambu),
musik bambu masih terplihara di daerah Kecamatan Lembang. Biasanya digunakan
pada acara karnaval (baris-berbaris) atau acara penjemputan tamu.
-
Seni
tari
• Tari pelangi; tarian pabbakkanna
lajina atau biasa disebut tari meminta hujan.
• Tari Paduppa Bosara; tarian yang
mengambarkan bahwa orang Bugis jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan
bosara, sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan.
• Tari Pattennung; tarian adat yang
menggambarkan perempuan-perempuan yang sedang menenun benang menjadi
kain.Melambangkan kesabaran dan ketekunan perempuan-perempuan Bugis.
• Tari Pajoge’ dan Tari Anak Masari;
tarian ini dilakukan oleh calabai (waria), namun jenis tarian ini sulit sekali
ditemukan bahkan dikategorikan telah punah.
• Jenis tarian yang lain adalah tari
Pangayo, tari Passassa’, tari Pa’galung, dan tari Pabbatte (biasanya di gelar
padasaat Pesta Panen).
F.
Mata
pencaharian
Wilayah Suku Bugiss
Makassar terletak didataran rendah dan pesisir pulau Sulawesi Selatan.Dataran
ini mempunyai tanah yang cukup subur, sehingga banyak masyarakat Bugis yang
hidup sebagai petani.Selain itu Suku Bugis juga dikenal sebagai masyarakat
nelayan dan pedagang.Meskipun mereka mempunyai tanah yang subur dan cocok untuk
bercocok tanam, namun sebagian besar masyarakat mereka adalah pelaut.Mereka
mencari kehidupan dan mempertahankan hidup dari laut.Tidak sedikit masyarakat
Buguis yang merantau sampai ke seluruh negeri dengan menggunakan perahu
pinisinya.
Suku Bugis memang
terkenal sebagai suku yang hidup merantau. Beberapa dari mereka, lebih suka
berdagang dan mencoba hidup di tanah orang lain. Hail ini disebabkan oleh
faktor sejara Bugis di masa lalu. Dimana kebudayaan maritim dari orang
Bugis-Makassar itu tidak hanya mengembangkan perahu-perahu layar dan kepandaian
berlayar saja, tetapi juga meninggalkan suatu hukum niaga dalam pelayaran, yang
disebut Ade’ Allopi-loping Bicaranna
Pabbalu’e dan yang tertulis pada lontar dalam abad ke-17.Bakat berlayar
yang rupa-rupanya telah ada pada orang Bugis Makassar, akibat dari kebudayaan
maritim dari abad-abad yang telah lampau itu.
G.
Religi
/ Kepercayaan
Agama dari penduduk Sulawesi
Selatan kira-kira 90% adalah Islam, sedang 10 % memeluk agama Kristen Protesta atau Katolik. Umat Kristen atau Katolik
biasanya pendatang dari Maluku, Minahasa, dan lain-lain.
(Penutup)
5.1 Kesimpulan
Orang-orang
bugis memang terkenal keras tapi bukan berarti mereka tidak punya hati dan
perasaan , justru mereka menggunakan perasaan dan hatinya dalam sehari-hari,
mereka juga saling tolong menolong yang mana itu patut kita teladani. Tidak
hanya fokus bekerja , masyarakat Bugis juga menjunjung tinggi ilmu pengetahuan
yang sudah kita bahas diatas, mengajarkan kita bahwa walaupun tinggal di desa,
untuk belajar juga harus penting, karena itulah nantinya yang membuat kita
tumbuh menjadi orang seperti apa.Dengan ilmu pengetahuan pula kita bisa menjadi
manusia yang modern. Setiap adat dari suku-suku di Indonesia juga sangat
beragam, bukan berarti itu untuk pembeda dan saling menghasilkan yang terbaik
tapi disitu kita bisa menghormati suku satu dengan yang lain, seperti orang
Bugis yang jika ia merasa dihormati maka ia segenap hati akan menolongnya
bahkan rela melakukan apapun, termasuk itu nyawanya
5.2 Saran
Setiap
adat dari suku-suku di Indonesia juga sangat beragam, bukan berarti itu untuk
pembeda dan saling menghasilkan yang terbaik tapi disitu kita bisa menghormati
suku satu dengan yang lain, seperti orang Bugis yang jika ia merasa dihormati
maka ia segenap hati akan menolongnya bahkan rela melakukan apapun, termasuk
itu nyawanya.
DAFTAR PUSTAKA
M.FAUZIPRASETYOhttps://googleweblight.com/?lite_url=https://mfauziprasetyo.wordpress.com/2012/11/01/kemasyarakatan-dan-kebudayaan-bugis/&ei=PuHqmu_z&lc=id-ID&s=1&m=204&host=www.google.co.id&ts=1502692292&sig=ALNZjWknCFmvgjko161YuZzdnCHnPeb7Zw
ORYZA SATIVA 4NOV2014 http://ahmadhusain018.blogspot.co.id/2014/11/keadaan-geografis-dan-demograsi-suku.html
AMALIA.18JAN2016. https://amaliaamandaa.blogspot.co.id/2016/01/makalah-kehidupan-sosial-suku-di.html
ANEUK INONG.14MEI2013. nykizza.blogspot.co.id/2013/05/sistem-kekerabatan-dalam-suku-bugis.html
Komentar
Posting Komentar